Jumat, 06 Februari 2015

“SENANDUNG CINTA ABADI” (Cerpen demangan News Edsi 21)

“SENANDUNG CINTA  ABADI”

          Malam bertaburan bintang yang bercahaya serta menghiasi seantero jagat raya nan selalu setia menemani rembulan di tengah pekat malamnya  di sertai juga sejuknya angin yang menyelimuti ruang hampa  yang menembus nan membekukan tulang sum-sum jika tanpa kata-kata cinta. dimalam itulah Rifqi  termenung  seorang diri tanpa ada yang menemani, bahkan kisah  yang dulunya indah kini telah lenyap bahkan lebur membubur tanpa tersisa sepatah katapun yang seharusnya masih tersisa. Terkadang Rifqi menangis tak kuasa melihat kejadian  Fina berjalan berdua dengan laki-laki bule asal Belanda  di beberapa waktu yang lalu. Rifqi mencoba menahan beban itu, tapi tak bisa. bahkan hati tak bisa lepas dari bayang-bayang Fina. Fina tak pernah buyar dalam bayangan Rifqi meski Fina telah menikam hatinya dengan belati cinta yang lepas.
pagi telah menampakkan cahayanya di ufuk timur. jam pun  mulai terbangun di angka 07:00 WIB, serta dihiasi embun pagi yang hampir kering. tak ketinggalan pula kicauan burung  yang seakan dia terus menghibur kelaraan hati Rifqi  yang semakin tak bertuah ini. burung-burung itu pula yang selalu mensyairkan syair-syair yang begitu syahdu untuk hati Rifqi saat itu. Seperti biasanya Rifqi melakukan aktivitas  sehari-harinya  di SMAN 1 surabaya.
kegiatan sekolah dia kerjakan se maksimal mungkin. mata pelajaran pun telah usai. sepulang dari sekolah ia langsung menuju ke studio rekaman  karena, maklum lah  dia sebagai anak BAND yang mempunyai rutinitas lebih dalam kehidupannya. Dia ingin selalu menampilkan seni demi mengembangkan citra dan karya bangsa menjadi budi daya No. 1 di dunia. BAND yang di personili oleh salah  seorang preman kelas kakap itu yang ia kelola. bahkan Dia yang membuat sadar para preman tersebut. itu semua tidak lepas dari bakat dan pekerti baik yang melekat pada jati dirinya. Rifqi sesekali termenung mengingat  masa lalu disaat-saat  dia berkenalan dengan gadis cantik yang bernama Fina.  “lain kali hati ya mbak.  Maaf, nama mbak siapa…?” Tanya Rifqi seusai  merapikan buku Fina yang berantakan  setelah ia tertabrak dengan  sesorang di SMA nya.  “makasih ya mas. namaku Fina, kalau nama mas siapa…..?” “saya Rifqi Adnan panggil aja Rifqi. ya udah, aku masuk dulu ya…..? “. Jawab Rifqi datar  yang di sertai juga oleh anggukan  lembut dari Fina.
Bel sekolah sedang terngiang di telinga, membuat semua siswa berhamburan  bagai burung lepas yang baru saja terkurung dalam sangkar buatan manusia. Tanpa sengaja akhirnya Fina dan Rifqi bertemu kembali, “  hai…?” sapa Rifqi lembut. “ hai juga mas. oh ya mas, mas ada waktu kosong gak sore ini?”  “kebetulan nich kosong. emang ada acara apa nich…?”, pungkas Rifqi mencairkan suasan. “ gak,  Cuma  pengen jalan aja di sekitar pantai cemara. mas bisa kan....? ya anggap saja ini sebagai rasa terima kasih aku karena kakak telah nolongin aku tadi siang”. ajak Fina penuh harap. “gimana ya….? Okelah kalau gituch. lagian buat refresing otak soalnya seharian tadi PR matematikanya rumit banget”,  jawab Rifqi menyetujui ajakan Fina. dialog yang sebentar  itupun segera di akhiri.  mereka terpisah pulang kerumah masing-masing.
“Mas,  Maaf. apa gak ada yang marah nich kalau aku jalan bareng sama kamu..?”  tanya Fina setengah hawatir. “gak kok. lagian aku tidak punya pacar. kalau kamu sendiri  gimana..?”, balas Rifqi membalikkan keadaan. “saya juga masih sendiri. lagian mana ada yang mau sama saya mas…?”.  “kata siapa, oh ya,  Aku boleh jujur gak?”. “emang seharusnya jujur kan mas..!!!”  jawab Fina datar setengah penasaran. “ begini Fin, sejak dulu aku selalu mengawasi  kamu di sekolah sejak pertama kali kamu  mendaftar di SMA ini, aku mulai suka sama kamu, tapi aku malu. ingin sekali aku kenalan langsung sama kamu tapi waktunya gak ada yang pas. untunglah kejadian tadi siang telah membongkar apa yang ada dalam hati aku. sekarang aku tanya  sama kamu, mau gak  kamu menerima cinta aku..?”. Tanya  Rifqi hening. Tak lama kemudian  Fina pun mulai beranjak dari bisunya  ke anggukan kecil yang merupakan  tanda persetujuannya. di suasana pantai yang sepi itu Rifqi terlanjur mengunci mulut Fina dengan bibirnya dan gelaplah seketika.
Tiga minggu sudah dari tragedi serakah itu berlalu. Tapi yang sangat tidak di duga adalah kenyataan bahwa  Rifqi harus mendekam di penjara. Rifqi diadukan ke kepolisian oleh orang tua Fina dengan alasan telah melakukan pencabulan dan penculikan orang. meski sebenarnya Rifqi tidak pernah melakukan hal sekeji itu, tapi karena orang tua Fina  tak setuju bila Fina harus berhubungan dengan Rifqi, akhirnya jeruji besi  itu menjadi padepokannya Rifqi.
Perjalanan dipenjara memang kelam. Tapi di samping itu, justru Fina hidupnya lebih parah lagi, Fina terus merongo kesakitan bahkan dia seperti orang gila seraya mangggil nama Rifqi sekeras-kerasnya. Fina tak kuasa menahan rindu serta cinta yang bergejolak di dalam hatinya. Fina terus menjerit-jerit seakan ia merengkuh sesuatu di hadapannya sekali lagi ia memanggil nama  Rifqi.
“ Fina….??? “, sapa Rifqi setelah keluar dari penjara ketika  tuntutan dari orang tua Fina  di cabut. akhirnya hati orang tua Fina luluh tak kuasa  menahan gejolak cinta anaknya terhadap Rifqi, “ mas Rifqi......!!! benarkah ini dirimu,?, sumringah Fina seraya memeluk erat Rifqi. “ iya ini aku , aku disini karena mamamu juga Fin..”.  “makasih ya mam …!!! “, pungkas Fina lirih.
Akhirnya kisah ini berakhir  juga. ternyata  kita tak perlu mendewakan orang yang mencintai kita sebab terkadang orang mencintai itu,  menjadi bom waktu yang siap meledakkan hati kita  kapan saja… thank you…!!!

By: kholifin (remont ) & DN crew

0 komentar:

Posting Komentar