Antara Cinta dan Masa Depan
Gemercikan tetesan gerimis hujan yang sedikit demi sedikit membasahi bumi yang kini telah berubah menjadi tetesan hujan yang begitu deras, di ujung malam yang kian senja kucoba tuk merebah seluruh tubuh untuk melepaskan semua penatku, kegundahan dalam hati semakin menghantui sesosok wajah seseorang yang tak mau hilang dari bayanganku dan selalu terbesit dalam fikiranku.
“Ya Allah……!!! Apakah Engkau menganugrahkan cinta untuk hamba sedangkan aku tidak tau apa yang namanya cinta” bisikku dalam hati. Aku tidak bisa menahan getaran hati ini jika bertemu dengannya, semakin aku melihatnya semakin tersipu aku dibuatnya.
“Kak apa aku salah jika aku mencintai seseorang?” Tanya ku pada kakak sepupuku.
“Hmmmm….. cinta??? Cinta itu mungkin adanya karena setiap insan itu pasti mempunyai cinta dan kasih sayang, jadi kamu tidak salah jika kamu mencintai seseorang” jawab kak Albi sambil mencubit aku dengan manja.
“Aduch,… sakit tau kak…!!” aku tersenyum manis menunjukkan wajah manjaku.
“Hemm, emang siapa sih laki-laki yang kamu suka itu de’?”Tanya kak Albi penasaran,.
“Aku itu suka sama temen kakak, bahkan itu sahabat kakak sendiri” jawab ku tersipu malu pada kak Albi.
“Emang siapa namanya dek, temen kakak yang bisa buat hati adek jatuh cinta? kan temen kakak itu banyak bukan Cuma satu saja” kak Albi kembali bertanya pada ku dengan memasang wajah penasaran.
“Udahlah kak, kakak belum waktunya untuk mengetahui itu” jaawabku langsung pergi meninggalkan kak Albi tanpa menjawab pertanyaannya.hanya menyisakan sedikit senyum untuk kak Albi,
Hari demi hari telah kulewati dengan rasa cinta yang kupendam dalam hati, hanya rasa yang bergejolak yang aku rasakan pada sesosok laki-laki yang manis dan pintar, dia adalah teman kakak sepupuku sekaligus guru di madrasah tempat aku sekolah, aku tak bisa membohongi hati dan perasaanku kalau aku sangat mencintainya.
“Kak benarkah cinta itu harus memiliki?” Tanya ku sama kak Albi.
“Tidak… semua cinta itu tidak harus memiliki, dan begitu juga cinta itu pasti akan kita miliki jika hati kita sama-sama mempunyai rasa yang tak bisa di bohongi lagi…!!!” jelas kak Albi panjang lebar kepada ku.
“Kakak mau nanya sama adek emang siapa sih cowok yang adek suka itu, ya….!! mungkin kakak bisa bantu” Tanya kak Albi sambil bergurau memancarkan senyumnya,
“Aku takut kak…!! cinta itu hanya membuatku rapuh dan membuat aku putus asa” jawab Ana penuh sayu.
“Jangan pernah kamu berfikir cinta itu akan membuat kita rapuh dan putus asa, opitmislah dengan persaanmu agar apa yang kau inginkan akan terwujud” tutur kak Albi meyakinkan.
“Iya kak…. Sebenarnya aku suka sama temen kakak, dialah yang membuat aku semangat dia adalah Albar kak” tuturaku menjawab pertanyaan kak Albi.
“Oh ternyata yang membuat adikku hatinya berbunga-bunga karena albar, aku akan coba untuk membantu kamu kok dek, tapi kalau aku gak bisa jangan marah ya…!!!” jawab kak Albi yang tak ingin mengecewakan aku.
“Iya kak… makasih ya….!!” Aku berterima kasih sama kak Albi.
Hari memang berjalan begitu cepatnya tanpa ku rasa satu tahun sudah aku menyimpan perasaan cinta di hati ini walau tanpa ada jawaban pasti dari sang pujaan hati, dengan bantuan kak Albi yang sedikit demi sedikit menyampaikan kepada albar tentang perasaanku kepadanya, hingga suatu hari albar datang kepadaku yang tanpa aku sangka dia juga memilki perasaan yang sama terhadapku dan mengongkapkan nya.
“Ana…. Aku tau ini aku pantas untuk mencintai dan dicintai, tapi aku tak bisa membohongi perasaanku sendiri kalau aku itu mencintaimu, ma’af aku telah lancing telah berkata seperti itu sama kamu, tapi aku ingin kamu tau tentang isi hati dan perasaanku…!!” jelas Albar padaku yang mengotarakan semua isi hatinya terhadap ku.
“Albar, Kamu itu tidak salah untuk mencintai dan dicintai karena setiap manusia itu berhak mencintai dan dicintai, dak ku ini sangat beruntung jika Allah menciptakan seseorang yang bisa membuat aku lebih baik dari sebelumnya” ucapku pada Albar yang juga mengeluarkan semua perasaan yang lama terpendam di dalam hati.
“Maksud kamu apaan?” Tanya albar dengan penuh tanda Tanya di hatinya.
“Aku juga sayang sama kamu Albar,. Dan aku juga senang jika kamu menjadi kekasih yang bisa membuat aku lebih baik dari sebelumnya” ucaapku meyakinkan Albar.
“Makasih ana, aku janji, aku kan membuat kamu bahagia dan selalau tersenyum”.
Hari demi hari, minggu berganti bulan, bulanpun telah berganti tahun, sudah 3 tahun ku lalui semuanya dengan penuh cinta dan kasih sayang bersama Albar, Dan pada akhirnya aku harus merasakan hubungan jarak jauh karena aku akan melanjutkan pendidikanku di pondok Syaikhona Kholil II dan begitu juga dengan Albar dia juga akan menimba ilmu di pondok Al-Mubarok Sampang.
“Mas,… mas janji ya…! sama aku kalau mas itu akan menjaga cinta kita yang telah kita rajut selama ini”. pinta ku kepada albar sebelum berangkat.
“Iya dek… mas janji, mas akan menjaga cinta kita selama mas masih bisa bernafas” jawab albar.
“Iya mas… makasih!!”
Dan pada ahirrnya kini tiba waktunya untuk berangkat ke tempat ku untuk mencari ilmu yang bermanfaat begitupun dengan mas albar, dia juga berangkat untuk mencari ilmu di pondoknya.
Setengah tahun aku ada di pondok aku sangat merindukan kekasih yang aku dambakan dan kini sudah tiba saatnya pondok Syaichona Kholil II pulangan, hati senang karena tinggal beberapa hari lagi aku akan bertemu dengan teman-teman dan orang tuaku dan orang yang sangat aku nanti yaitu mas albar, akan tetapi aku mendapat isu tentang masa depanku.
“Za, ada apa denganku… kenapa aku dengar dari orang-orang kalau aku ini bentar lagi mau tunangan, tunangan sama siapa??? Aku tidak mengerti dengan semua ini Zahra!!” Tanya ku kepada Zahra dengan penuh tanda Tanya.
“Aku juga tidak mengerti Ana, emang kamu dengar dari siapa isu itu ….. mungkin itu hanya isu orang sa” jawab Zahra.
“Mudah-mudahan seperti itu adanya soalnya aku gak mau ngecewain mas albar karena aku sangat mencintai dia” ucapku pada Zahra.
“Iya aku tau kok an…”
Akan tetapi keadaan tidak mendukung kareAna isu-isu tentang pertunangan itu benar,-benar akan terjadi karena orang tuaku dan orang tua ka’Albi benar-benar menjodohkan aku dengan ka’Albi.
Dan sudah tiba saatnya untuk aku kembali ke pondok karena memang sudah waktunya untuk aku kembali kepondok dan tanpa sepengetahuan aku dan ka’Albi ternyata aku dan ka’Albi benar-benar di jodohkan, waktu dan acarapun telah mereka tentukan dan pada saat itu aku di kirim orang tuaku.
“Nak aku dan pamanmu dulu sudah berjanji bahwa kami akan menjodohkan kalian”
“Masud bapak dan ibu ap…? Aku gak ngerti” yang tak kuasa Ana meneteskan air mata.
“Bapak dan ibu ini telah menjodohkan kamu dengan kakakmu Albi”
Aku hanya bisa diam dan menerima dengan semua yang telah terjadi dan yang menimpa pada dirinya karena dia sudah tau akan ridhonya orang tua itu lebih utama dan lebih penting dari segalanya.
“Maafkan kami nak karena kami telah merusak masa depan dan kebahagiaanmu”
“Aku hanya bisa menerima dan menjalaninya karena aku tau pak, bu hanya ridho kalianlah yang bisa membuat aku menjadi Anak yang berbakti kepada orang tua”
“Makasih nak ..” seraya memeluk Ana.
Aku tidak tau harus mencurahkan semua ini pada siapa, Ya Allah hanya kepada Engkau hamba memohon, tabahkanlah hati hambamu ini ya Allah…. Dan pada saat itu chacha menghampiri Ana seraya menghibur Ana.
“Ana… kamu kenapa kok kayaknya sedih banget”
“Aku gak tau mb’ aku sangat mencitai mas Albar tapi aku tak bisa menolak permintaan orang tuaku karena aku ini hanya seorang Anak yang harus patuh kepada orang tua”
“ sudahlah Ana sabar ajah mungkin ini sudah menjadi takdir yang harus kamu jalani. Kamu berdoa saja agar kamu bisa menjalaninya.”
“ aku tak tau bak hubungan ku dengan mas Akbar. Aku takut mas Albar marah sama aku, aku takut mas Albar kecewa sama aku”
“ tapi lebih baik kamu jujur ajja sama Albar biar semuanya jelas dan tidak terlanjur menyakitinya!!!”
“ iyaaa bak makasih atas sarannya “
“ iyaa sama An.. “
Sudah setengah tahun Ana menjalani harapan hampa dan penuh dengan rasa kecewa dan tepat pada saatnya ia pulangan pondok Ana bertemu dengan Albar yaitu puja’annya yang yang tak direstui karena perjodohan
“ Mas ..??? “ panggil Ana dari kejauhan
“ iyaa dek.. mas kangen banget sama adek “
“ iyaa mas.. aku juga kangen banget sama Mas, oh yaa mas aku mau bilang sesuatu sama mas ini menyangkut hubungan kita Mas “
“ emang ada apa yaa dek ?? apapun itu dan sepelit apapun itu InsyaAllah aku akan menerimanya “
“ Mas tanpa sepengetahuanku, aku telah dijoodkan sama kakakku sendiri orang tuaku dan orang tua Ka’ Albi telah menjodohkan kita dari kecil “
“ kenapa ???? kamu memberitahukan aku setelah aku benar-benar mencintaimu!! Aku tau orang tua itu penting dan lebih berharga dari segalanya. Tapi apa daya aku hanyalah seorang yang tak mampu melakukan apa-apa. Tapi aku minta sama kamu dek jangan ada kata perpisahaan diantara kita “
“ iyaa mas, apa mas tidak sakit hati melihat semua ini ?? “
“ InsyaAllah tidak dek, karena aku ini sangat terlanjur mencintaimu”
Aku hanya bisa menjalani hari-hari dengan mas Albar dengan penuh harapan yang hampa. Sudah 1 tahun aku berada dirumah. Kini hari pertunangan ku tinggal beberapa hari lagi dan pada saat itu pun hari pertunangan ku ada di depan mata.
“ ya Allah aku hanya bisa menangis dan menangis karena aku hanya bisa menerima semuanya dengan penuh hati yang ikhlas”
“ mas aku tidak bisa!! Tak sanggup menjalani ini semua “ eintih Ana pada Albar
“ sabar ajja dek.. ini mungkin sudah takdirmu dan takdirku, aku hanya bisa melihat kamu tersenyum jika kamu tersenyum dek “
“ Mas 1 minggu lagi aku mau ke Sidogiri aku mau ikut kegiatan pondok Romadhon disAna “
“ iaaa dek .. aku selalu dukung kamu kok !”
Hari pertunanganku pun telah aku lalui bersama kakak ku sendiri, perasaan sayang kini telah menjadi kebencian dan semuanya menjadi jauh karena perjodohan ini.
“ Mas aku besok pagi mau berangkat ke pondok romadhon”
“ eaa dek jaga diri baik-baik yaah ??? “
“ iyaaa Mas !”
Keesokan harinya aku pamit sama tunanganku dan mertuaku.
“ ka; saya mau pamit ikut pondok romadhon di Sidogiri “ jelas Ana singkat
“ iya dek.. jaga diri baik-baik, jaga kondisi mu jangan sampai sakit “
“ ia kak !!”
Lalu aku berangkat kepondok Sidogiri untuk mengikuti kegiatan pondok Romadhon, hubunganku dengan Mas Albar tidak ada kabar lagi swmwnjak aku ada di Sidogiri, sebab aku tidak membawa Hp ke pondok tersebut, kudengar tentang mas Albar bahwa Mas Albar dekat dengan seorang wanita yang satu kampung dengan ku dia cantik, pintar dan pandai memikat hati laki-laki dia Iroh. Pnggilan manis yang biasa dipanggil temannya . iroh dia seorang wanita yang terkenal perebut cowok orang bahkan cowok temennya sendiri. Saat ku tau tentang Iroh ternyata sia kenalan dan ketemu dipasar Sabtuan Bangkalan.
“ Hai mass” panggil Iroh sama Albar
“ Haii juga !” cetus Albar menunjukkan wajah cueknya
“ Mas Albar kann ??? “
“ Iyaa, kamu Iroh kan ?”
“ Iyaa mas senang bisa ketemu sama mas disini “
“ Iaa, saya juga senang bisa bertemu kamu disini “
Diawal pertemuan itu mereka semakin dekat bahkan mereka menjalani hubungan tanpa sepengetahuan Ana. Dan sampai akhirnya Ana mengetahui tentang hubungan mereka. Iroh semakin menjadi-jadi, membuat Ana sakit hati, menangis san selalu tersakiti.
Ternyata masa lalu yang begitu indah dengan mas Albar kini terbuang dengan sia-sia, kenangan indah saat aku dan Mas Albar lalui bersama kini hanya menjadi sebuah tangusan dan akhirnya sakit hati ini tak bisa ditahan lagi.
“ kemAna janjimu dulu Mas ??!! kemana semua kasih sayang yang sulu kamu berikan sama aku, kini hilang, hilang telah dicuri orang. Aku sadar aku tak sempurna dia, tak sepandai dia, tapi aku butuh kejujuran dari Mas ( tak sadar aku meneteskan ait mata ) ingatka kamu tanggal 1 Romadhon Mas,??!! Aku tau hari dan tanggal itu sudah tidak berkenang lagi buat mas “
“ Dek bukan begitu, akuu ituu ..”
“ Udalaah mas aku tau kok ini sudah tak berarti lagi bua mas !! dihati mas sudah gak ada hati dan sayang lagi untuk ku, hati mas sudah terisi oleh wanita lain, aku ikhlas mas, jika kamu senang aku juga ikut senang “ ( Ana memotong pembicaraan Albar )
“ Sek sengar aku dulu penjelasan Mas ! “
“ Penjelasan apa lagi mas ?!! semua ini sudah jelas ! udaah laah mas, mas gausah mikirin aku lagi ”
Aku sudah tak bisa menahan semua rasa hati ku lagi, sakit yang aku rasakan, sehingga emosipun telah aku lontarkan kepada mas Albar.
“ maafin aku mas, mungkin ini adalah jalan terbaik untuk kita “
Dikeheningan malam aku terbangun dan melangkahkan kaiku untuk mengambil air wudhu dan mengkarap sang Kholik.
“ ya Allah jika ini yang terbaik aku ikhlas menerimanya”
“ ya Allah hamba mohon ampun atas semua kesalahan yang pernah hamba lakukan mungkin ini akhir kisah ku bersama mas Albar. Ya Allah aku sadar aku egois , aku tak memikirkan masa depanku, aku tak pernah memikirkan tunanganku… ya Allah !!! jika ini yanh terakhir izinkan hamba untuk bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya “ ( rintih Ana pada sang Kholik )
Kini ku sadar cinta itu tak harus memiliki dan tak harus disakiti karena disebuah hubungan tersimpan banyak hikmah dan pelajaran yang bisa kita jadikan panutan buat masa depan kita yang lebih baik, aku sekarang yakin dan tak akan salah lagi. Lelaki idamankun hanyalah kakakku adalah tunangan ku begitu pula sebagai panutan depan yang kelak akan kujalani bersama tunanganku.
By : Siti Humairoh
Putri Syaicona Cholil 2
0 komentar:
Posting Komentar