Selamat Jalan,sahabatku
By: Imael Fawwaz Iqnasiyah
Seperti biasanya, setiap tanggal 14 Februari,
aku selalu membagikan coklat kepada orang-orang terdekatku. Bukan karena hari
ini Hari Valentine yang seperti orang-orang bilang, tapi karena hari ini adalah
hari ulang tahunku. Hari ini aku tepat berusia 15 tahun, Banyak yang bilang,
aku beruntung karena hari ulang tahunku bertepatan dengan Hari Valentine, tapi
menurutku biasa aja... Aku percaya gak percaya sama yang namanya Valentine. Ada
yang bilang hari kasih saying lah….!, hari penuh cinta lah….! Kasih saying, kan
bisa dikasih kapan aja! Tidak harus Hari
Valentine, kan?? Hari ini aku berangkat ke sekolah dengan senyum di
bibirku.
Rasanya hari ini aku sangat bahagia. Aku tidak
sabar bertemu dengan sahabatku, Rara. Sesampaiku di sekolah, aku segera berlari
ke kelas Rara. “ Permisi... Rara ada?”, tanyaku pada
teman-teman Rara yang sebagian besar
tidak kukenal. “ Rara belum datang,
Lia...”, jawab seorang perempuan berambut panjang. “ Ya sudah, deh! Kalau Rara
sudah datang, suruh ke kelas gw, ya!. Makasih!”, ujarku. Aku kembali ke kelasku
dengan perasaan kecewa. Biasanya Rara sangat rajin datang pagi. Kok hari ini
tidak, ya? Ya sudah, deh! Kasih
cokelatnya nanti saja. Aku menunggu Rara sampai jam istirahat, tapi
dia tidak juga datang ke kelasku. Aku kembali ke kelas Rara. “ Rara ada?”,
tanyaku. “ Rara hari ini gak masuk, gak tahu kenapa...”, jawab teman Rara. “
Oh... Makasih, ya!”, ucapku sambil meninggalkan kelas Rara. Rara tidak masuk...
kenapa, ya? Perasaanku tidak enak! Mungkin dia sakit. Aku akan ke rumahnya
pulang sekolah nanti. Saat bel pulang sekolah berbunyi, aku segera berlari
keluar sekolah untuk menuju rumah Rara. Memang, rumah Rara cukup jauh, harus beberapa
kali naik kendaraan tapi aku merasa bahwa aku harus ke rumahnya hari ini.
Rasanya hari ulang tahunku tidak lengkap
tanpa
senyum dari sahabatku itu. Tidak jauh dari rumah Rara, aku melihat ada
bendera kuning. Siapa yang meninggal? Rasanya bendera itu masih baru.
Perasaanku menjadi sangat tidak enak. Semoga saja tidak terjadi apa-apa dengan
Rara dan keluarganya.
Di rumah Rara
banyak orang-orang berkumpul. Rasanya saat itu juga aku merasa detak jantungku
berhenti seketika. Aku segera masuk dan melihat ada apa. Di ruang keluarga
rumah Rara kulihat Rara dengan wajah pucat terbaring di sana. “ Rara!!!
Tidak!!!”, jeritku. Air mataku sudah tidak terbendung lagi. Segera kuhampiri
Rara dan berusaha membangunkannya. “ Ra, bangun, Ra…! Lo bercanda, kan…? Lo
cuma main-main, kan…? Bangun, Ra…! Ini
hari ulang tahun gw…! Lo janji mau jalan bareng…! Lo janji mau nyanyi happy birthday buat gw…! Bangun, Ra…!
Gw mohon buka mata lo...”, jeritku sambil menangis.
Aku tidak peduli
bagaimana pandangan orang-orang terhadapku. Yang kuinginkan saat ini adalah
Rara bangun dan tersenyum kepadaku. Orang tua Rara berusaha membawaku untuk
masuk ke kamar Rara. Mereka memberiku
segelas air hangat. Setelah aku sudah cukup tenang, mereka mulai berbicara.
“ Rara... tertabrak mobil tadi
pagi saat akan berangkat ke sekolah.”, ucap ibu Rara padaku dengan isakkan
tangis. “ Tadi pagi dia sangat berbeda dari biasanya. Dia bilang hari ini dia
sangat senang karena hari ini kamu ulang tahun, Lia.”, lanjutnya. “ Hanya ini
yang tertinggal di tempat dia kecelakaan, sepertinya ini untukmu, Lia.”, ucap
ayah Rara sambil memberikan sebuah paper bag kepadaku. Paper bag itu terkena
sedikit cipratan darah dan di situ tertulis:
“ Untuk sahabatku tersayang, Aulia Amanda”
Segera kulihat isi
paper bag itu, ternyata isinya sebuah kotak music yang selama ini kuinginkan.
Kubuka kotak musik itu dan terdengar sebuah lagu, di dalamnya terdapat sebuah
kartu yang bertuliskan: “ Happy Birthday my best friend! Semoga panjang umur,
tambah cantik, tambah baik dan tetap jadi sahabat terbaik gw! Gw harap kita
bisa terus bersahabat, ya!!”
From your best friend, Narindra.
Setelah membaca
kartu itu, aku hanya bisa menangis. Aku akan terus menyimpan kado terakhir
darinya ini. Akan kujadikan Rara sebagai kenangan terindah yang pernah
kumiliki. Tanggal 14 Februari, Hari Valentine, Hari Ulang Tahunku, adalah hari
yang paling menyedihkan untukku.
**THE END**
0 komentar:
Posting Komentar