Minggu, 08 Februari 2015

Sahabat kecilku (Cerpen mading demangan news edisi 26)

Sahabat kecilku

Semua telah berubah….tak ada lagi canda tawa seperti saat semua masih bersama, taka da lagi jeritan karena bahagia dalam keberhasilan, dan juga taka da yang mengeluh saat ada kesulitan. Semua telah mengurus diri masing-masing tak ada lagi  yang mau menoleh peduli pada yang lain.
          Mereka dalah sahabat kecilku yang kini telah tumbuh dewasa dan mmengejar cita-cita.  Aku  adalah orang pertama yang ingin selalu bersama hingga kami sama-sama dewasa, dan aku jug ayng pertama  Pergi meninggalkan mereka,  karena tak ingin egois dari kehendak orang tua yang emngingunkan aku kuliah di luar kota.
          Mereka tidak lagi bersama seperti saat aku bersama mereka, tak lagi bererti kecuali sebuah kenangan yang tak mungkin kembali….. kadang aku tersenyum sebelum akkhirnya air mayta mengalir, yang tenpa sengaja aku teringat akan kenangan masa lalu yang telah pergi bersama waktu, di saat kami belum mengenal cinta kecuali sebuah kebersamaan yang begitu indah.
Rahma sahabat kecilku kini dia telah menjadi orang yang sibuk dengan  membangun usaha karena  cita-citanya ingin menjadi seorang pengusaha, apalagi ingin bertemu mendengar kabarnya saja begitu sulit, hampir taka da kabar, taka da berita tentang dia. Andra hanya tersenyum dari kejahuan lalu pergi tanpa terlbih dahulu menghampiri . rina dan juga rini dua wanita cantik yang bersaudara  mereka adalah sahabat kecilku yang mungkin sudah sangat lupa terhadap masa lalu, lupa akan arti sebuah  persahabatan, taka da lagi senyuman tersunting dari bibir mereka saat bertemu denganku  apa lagi sampai menyapa!, mereka seakan tak pernah mengenalku mereka benar-benar lupa dengan masa lalu. Aku pun merasa malu menyapa mereka, aku kira hanya mereka yang telah melupakan arti persahabatan akan tetapi ternyata faisalpun juga seperti mereka, dia sibuk mengurusi  keluarganya, dia juga tak lagi tinggal di desaku tempat kami bersama dulu, Faisal tinggal dirumah istrinya, dia kini  telah bermobil mewah dan sok pasti dia telah menjadi orang kaya di desanya, dia tidak mau menoleh peduli pada orang di sekitarnya, bahkan dia tidak mengenal orang yang seperti aku yang berjalan dengan kedua sandal bututku.
“ hemmmmm….semua telah benar-benar berubah  taka da lagi kebersamaan yang indah seperti saat kami  sama-sama remaja, kebersamaanpun seiring kami dewasa, semua itu sangatlah singkat  saat ku pejamkan mata dan setelah kembali kubuka semua telah berubah,  setelah mentari terbenam hingga mentari terbit, untuk menyapa dunia ini, siang tidaklah abadi karena masih ada malam yang mengganti, taka da musim hujan yang berkepanjangan selama  masih ada musim kemarau yang siap menyelingi,  persahabatan yang indah takkan selamanya indah jika masih ada perpisahan  yang berakhir dengan melupakan.
“ ardi apakah karena aku bukan ardi yang dulu  hingga  hampir semua dari mereka tak mengenalku, akan tetapi memang tak ada lagi kebersamaan di antara aku dan mereka setelah perpisahan itu datang, dan aku rasa itu karena aku, haruskah aku langkahkan kaki sejauh lelahku..?. ataukah aku harus pejamkan kedua mataku untuk mengulangi masa lalu dalam mimpiku….?.
          Tanah kelahiranku telah dirubah oleh waktu, jalan-jalan berbatu telah hitam memanjang , dan juga lebar dari tepian  desa menembus kota. Kedua kaki yang aku langkahkan mulai tak mengarah, tak dapat kupahami perubahan ditanah  kelahiranku, waktu telah membawaku  pergi  sangat jauh,  sejauh  masa lalu pergi  meninggalkan aku, hingga kau  aku temukan kembali tawa masa lalu yang telah pergi bersama waktu, bukan mereka  teman-teman kecilku, tapi persahabatan mereka memaksaku untuk selalu mengingat  kenangan itu, sahabat kecilku yang pernah menjadi istimewa dalam hidupku.

By: Ra Ma_Man

0 komentar:

Posting Komentar