Memberikan inspirasi dan informasi

Media kreasi Pondok Pesantren Syaichona Moh. cholil.

Crew Demangan News

Memeberikan yang terbaik dan selalu konsisten adalah prinsip kami.

LP3S

lembaga penerbitan Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil

Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil

Pondok Pesantren YAng didirikan Langsung oleh Kyai Cholil Demangan Barata, Bangkalan Madura

Karya DN

Koleksi majalah DN.

Selasa, 24 Februari 2015

Puisi Demangan news Edisi 39




Kehadiranku
Bila hadirku …
Bagai belati tajam untukmu
Aku akan pudar
Bila keratmu tetap menyelabungiku
Bila hadirku….
Tak seperti bunga untukmu
Ku kan terbang
Bersama kumbang yang menjemputku
Biarlah…
Dengan langkah bisu
Ku tinggalkan jejak semu di hatiku
Sebagai bukti
Bahwa aku pernah mencintaimu
By:anam zank pencuri hati
Kesetiaan Namamu
Hatiku berduka di saat melihat senyummu
Karna kau tercipta bukan untukku
Bukan pula untuk hati kecilku
Yang senan tiasa menyimpan namamu
Namamu, pertama mengisi lubuk hetiku
Mengenalkan aku akan keindahan rasa itu
Rasa yang di ciptakan oleh Tuhanmu
Yang telah bersemayam di peraduanku
Hingga saat ini tak kuasa diriku
Tak mampu menghapus perasaan itu
By: El-Fanis clL t’senyum
       B’lajar m’cintai dia
Robby
Tetes embun memberikan kesejukan
Mentari hadir dalam kehangatan
Ku melangkah bersama harapan menuju
masa depan
ku ingin berhasil keluar dari lembah
kegelapan
ku ingin merasakan indahnya kesempurnaan
jiwa ini lumpuh tak mau bertahan
jika ilmu tak menyapa kesendirian
Robby …masih adakah kesempatan
Ataukah semua tak ada jalan
Kau izinkan aku di lahirkan
Kau berikan ku kehidupan
Namun…
Apa arti kehidupan ini jika ku tak mampu
Jalani
Ku butuh petunjuk darimu Robby
Agar ku berhasil merasakan cahaya
Ketentraman hati
By:sank caesarcinta c11

Jangan Ambil Dia


Jangan Ambil Dia

     Teeet… bel istrahat pun berbunyi bel yang dari tadi ditunggu oleh Siswa dan Siswi termasuk aku karena  malas berlama-lama  di kelas. Aku dengan temanku Lisa dan Nia segera menuju ke kantin. “Bruakkk…” aku pun tidak sengaja menabrak seorang cowok yang ternyata aku mengenalnya, dia adalah Rian Alexandre. “he…kamu kalau jalan pakai mata dong ! Jangan pakai dengkul” ucapku seraya merapikan baju dan rokku yang kotor karena debu lantai. “oh…ternyata kamu kupret, aku kira siapa. Kamu tuh yang seharusnya jalan pakai mata, cewek tengik”  “oh…kamu menghina!” ucapku sambil mendorong pundaknya. “kamu tidak usah menyentuhku dech, entar aku alergi lagi” “oh…”  “sudah…sudah, ayo mending kita ke kantin saja dari pada berantem sama orang yang tidak jelas kayak dia” potong Lisa yang dari tadi diam. “oke…mendingan kita ke kantin saja”  “ya sudah ayo berangkat”  sambung Nia. “ayok” saya pun dan teman-teman berangkat menuju kantin tanpa menghiraukan Rian.
     Hari-hari kulalui bersama teman-temanku dengan penuh tawa bahagia,  sindiran dari Rian pun  sering aku dengar, sehingga membuatku bosan dengan tingkahnya yang gila. “Lala nanti malam ada acara pesta uLang tahunnya Yesa, kamu mau hadir gak?” celetuk temanku Nia di saat aku lagi asyik melamun. “pasti dong, memangnya kenapa?” tidak apa-apa cuma tanya doang, tapi yang hadir harus dengan pasangannya lho” “busyet dech, aku mau pergi sama siapa, sedangkan aku tidak punya cowok”  “ya sudah siapa tau nanti malam dapat jodoh” “Amien… dech kalu gitu”
      Acaranya sangat indah dan meriah, semua tema-temanku datang dengan pasangnnya masing-masing dan ada juga yang sendirian. “ih…dasar Lisa sama Nia malah enak-enakan sama cowoknya, aku ditinggal sendirian, uh,,, lagian kenapa sich, banyak yang melihatku dengan aneh, apa karena aku sendirian”  batinku dalam hati. “eh, ada cewek cantik nich sendirin lagi, bagaimana kalau sama aku saja” ucap Rian yang tiba-tiba datang menghampiriku, entah dari mana dia. “sudah dech, mendingan aku mengalah saja dari pada meladeni cowok tidak waras kayak kamu” akupun bergegas meninggalkan Rian. “La… aku mau ngomong sesuatu sama kamu” ucap Rian menarik tanganku yang hendak pergi, akupun membalikkan tubuhku. “mau ngomong apa cepatan aku tidak punya waktu” “ayo kita keluar, tidak enak di sini rame banget”  tapi kamu jangn macem-macem sama aku, berani macem-macem aku bunuh kamu”  ‘tidak ko’” aku pun dan Rian bergegas menuju taman di belakang rumah Yesa. “apa sich yang mau kamu omongin?” ucapku memulai pembicaraan. “kamu boleh tertawa, kamu boleh menghinaku tapi, aku sudah tidak kuat menahan perasaan ini, jujur  La.., sebenarnya aku tuh suka sama kamu” deg… jantungku seperti berhanti berdetak karena aku tidak percaya dengan semua ini. “semua ini benar?”  “benaran La, aku tuh suka sama kamu tapi aku tidak memaksa kamu harus suka sama aku, karena aku sadar kalau aku memang tidak pantas buat kamu” “jujur  Rian, aku sudah juga dari dulu sayang sama kamu tapi aku merasa kalau semua ini tidak mungkin terjadi tapi malam ini semua berbalik arah menjadi kenyataan dan apa yang aku rasakan tidak bertepuk sebelah tangan”  “kamu benar La’…?  “ia aku benaran” tepat pada tanggal “01.02.2013” aku dan Rian jadian dan berstatus pacaran, moment yang tidak akan pernah terlupakan dalam hidupku.
     Hari-hari kulalui bersama Rian, awalnya semua kaget melihat keakrabanku dengan Rian “ La apa bener  kamu sekarang jadian sama Rian” Tanya Nia padaku. “ya.., seperti yang kamu lihat”  emang benar kata pepatah (awalnya benci tapi akhirnya cinta) “ya udah dulu Nia, aku ditunggu tuh”  ucapku  sambil meninggalkan teman-temanku karena Rian sudah berdiri menungguku di depan pintu keLas. Semua mata tertuju padaku dan Rian.
     Tepat pada malam minggu aku menunggu Rian di taman Asri indah “Lama banget sich Rian” umpatku dalam hati. “LaLa…..” suara Rian mengagetkanku. Akupun bergegas menyusul Rian yang sudah berada di sebrang sana. Aku secepatnya berLari, karena ingin segera  memeluk Rian. ”awas……bruuuaak” tiba-tiba Rian mendorongku. Rian tertabrak truk karena berusaha menolongku. “Rian…..” kagetku ketika melihat Rian berlumuran darah. “Ria, please bertahanlah” jeritku seraya merangkulnya. “La, berjanjilah bahwa kau tidak akan pernah melupakanku walaupun aku jauh darimu” ucap Rian terbata-bata. “Rian, aku tidak akan pernah melupakanmu, tapi demi aku, aku mohon jangan tinggalkan aku karena aku sangat mencintaimu”  “maafkan aku, aku juga mencintaimu” ucap Rian yang terakhir kali dan dia pun menghembuskan nafas terakhirnya.  ”Riaannn……. jangan tinggalkan aku” air mata pun terus membanjiriku pipiku.
Tuhan…..
Kenapa Kau ambil dia
Begitu cepat
Kenapa Kau tidak izinkan aku
Untuk membahagiakannya
Lebih Lama
Kenapa di saat aku sangat mencintainya, kenapa
Kau ambil dia dari hidupku.
By:Lisya Veronica
Angel Love

Takdir cinta

Takdir cinta

     Di saat pagi yang cerah ku bergegas menuju Sekolah dengan mobil pemberian Papa, saat aku “Ultah” atau sering di sebut kado ulang tahun, aku sangat sayang Papa karna Papa sangat baik kepadaku begitu pula dengan Mamaku. Tepat jam 07:00 aku sampai di Sekolah, aku sempatkan untuk menemui kak Andi  yang sudah aku anggap sebagai kaka’ ku sendiri. Aku menemui kaka’ di belakang Sekolah “hai kak, pagi-pagi udah bengong emangnya kaka’ mikirin apa sich ?” tanyaaku “eh kamu dek, bikin aku kaget aja, enggak kok kaka’ gak lagi mikirin apa-apa” jawabnya “aku kira kaka’ lagi mikirin ceweknya, oh ya… kapan sich kaka’ punya cewek kan sekarang tuch udah waktunya kaka’ cari cewek, bukannya ngejagain aku lagi kak” kaka’ hanya ingin melihat kamu behagia dan kaka’ gak ingin jauh dari kamu Fian. “tapi kak” “sudahlah, oia bagai mana hubunganmu dengan Andre ?”  potongnya “hubunganku sama Andre baik-baik aja kak” ya udahlah, ayo masuk kelas udah bel tuch entar Gurunya marah lagi” ajaknya seraya menarik tanganku.
    Jam pelajaran pun berakhir semua Siswa bergegas keluar dari kelasnya masing-masing  begiitu juga aku. “Fian kamu pulang sama siapa kenapa kamu masih diam di situ emangnya kamu belum di jemput ya ?” Tanya kaka’ padaku yang kebetulan melihatku di depan gerbang “gak tau juga kak, mungkin pak Darto  lagi sibuk di rumah” “ya udah kaka’ anterin, mau ?” “oke deh… siapa sich yang gak mau di anterin pangeran kayak kakak” ucapku seraya bergegas menaiki motor satria milik kak Andi. Fian, kamu pulang sama siapa biar aku aja yang anterin kamu kan kamu cewek aku”  tapi Dre, aku mau pulang sama kak Andi, mentang-mentang aku cewek kamu, kamu bias berbuat apa pun yang kamu mau gitu” ”bukan gitu Fian, tapi aku gak rela kalau kamu pulang sama cowok lain” “udah lah kalian gak usah bertengkar emang aku bukan siapa-siapa aku hanya temenmu ya udah aku pulang dulu” sambung kak Andi yang langsung meninggalkanku dan Andre “ka’ An, tunggu dulu ?” teriakku “udahlah Fian, aku aja yang anterin kamu” ucap Andre seraya menrik lengan tanganku. ”aku gak sudi pulang sama kamu karna kamu sudah ngecewawain kak Andi, asal kamu tau aku gak pernah mencintaimu, aku menerima kamu karna kak Andi memaksaku untuk menerimamu tapi apa balasanmu, kamu malah ngecewakannya, aku benci kamu Dre. “apa maksud kamu Fian aku gak ngerti dengan semua ini” “fikirkan saja sendiri perkataanku tadi dan mulai sekarang kita putus” “tapi Fian tunggu dulu” aku pergi meninggalkan Andre tanpa mendengarkan apa yang dia katakan aku sungguh kecewa kepadanya.
     Keesokan  harinya aku pergi Sekolah sebagai mana hari sebelumnya, aku di antar supirku pak Darto sesampainya di Sekolah aku bergegas pergi kataman untuk menemui kak Andi aku ingin meminta maaf padanya atas kejadian kemarin dan aku ingin memberi tau kalau aku sudah putus dengan Andre “Duuaarrr” seperti disambar petir siang bolang. “ya Alloh kenapa hati ini sakit saat melihat kak Andi dengan cewek lain” tak terasa air mataku menetes dengan sendirinya saat melihat kak Andi dengan Fitri. Aku berlari menuju kelas karna aku sudah tak sanggup melihat kelanjutan dari kisah cinta mereka sampainya di kelas aku tumpahkan air mata ini karna rasa takut kehilangan kak Andi memebayang di benakku “ya Alloh mungkin ini jatuh cinta” apakah mungkin aku mencintai kak Andi yag sudah aku anggap sebagai kaka’ ku, gumamku dalam hati.
     Semakin hari semakin rasa ini menjadi-jadi dan sudah beberapa hari ini kak Andi tidak menemuiku karna takut mengganggu hubunganku dengan Andr, aku tau semua itu lewat surat yang di berikan kak Andi kepadaku yang di simpan di atas mejaku. Sejak menerima surat itu nafsu makanku berkurang dan keadaanku pun melemah namun aku paksakan pergi ke Sekolah demi melihat orang yang aku cinta yaitu kak Andi. Sesampainya di sekolah aku melihat semuanya gelap dan aku tidak ingat lagi apa yang terjadi kepadaku.
     Perlahan-lahan aku buka mataku, ku lihat di sampingku ada Papa, Mama dan kak Andi. “Ma,Pa aku ada di mana ?”  tanyaku bingung “kamu ada di rumah sakit sayang “ jawab Mama dengan punuh kasih sayang seraya mengelus-ngelus rambutku ”kenapa aku bisa di sini ma ?” “tadi kamu pingsan di sekolah sayang dan kata Dokter kamu harus di rawat di sini dulu” jelasnya ”terus siapa yang bewa aku kesini ma ?” “Andi yang bawa kamu ke sini nak”jelas mama.
“kak makasih ya karna udah bawa aku ke sini” “ia sama-sama” jawab kak Andi dengan polosnya “Ma,Pa Fian boleh minta sesuatu gak ?” pinta ku kepada ke dua orang tua ku “apa itu sayang” jawab Mama “Fian pengen di sini berdua sama kak Andi karna Fian pengen bicara sama kak Andi” “ia sayang mama ngerti kok, ya udah mama keluar dulu titip Fian ya An” ucap mama seraya meninggalkan aku dengan kak Andi. “kak aku boleh ngomong sesuatu gak ?” ucapku memecah keheningan “boleh, emangnya mau ngomong apa dek ?” jawabnya “apa benar Fitri itu cewek kakak seperti yang tema-tema bilang ?” “gak kok kakak gak ada hubungan apa-apa dengan dia kalau gak percaya tanya aja sendiri ke Fitri” “enggak kok aku percaya sama kakak terus kenapa kakak gak pernah nemuin aku kalau aku ada di taman” tanyaku “kakak takut ganggu hubungan kamu dengan Andre” asal kakak tau aku udah putus sama Andre sejak kejadian itu dan kalau boleh saya jujur sebenarnya aku gak pernah mencintainya yang aku cintai sepenuh hati hanya kak Andi, maafin aku kak karna sudah langcang mengutarakan isi hati ini.” Tidak apa-apa seharusnya kakak yang minta maaf karna saat ini kakak sudah mempunyai seseorang yang kakak sayang” 
kakak menghentikan pembicaraannya sejenak aku hanya bisa menundukkan kepala karna rasa ini bertepuk sebelah tangan rasanya aku ingin menjerit. “jangan lanjutkan kak” namun mulut ini sudah kaku “sekali lagi maafin kakak karna kakak sudah lama mencintainya dan sampai saat ini kakak masih menyimpan perasaan ini kepadanya  dan sampai saat ini kakak belum mengutarakan perasaan ini karna kakak takut rasa ini bertepuk sebelah tangan namun sekarang kakak yakin dan kakak akan memberi tau kamu bahwa wanita yang kakak cintai itu, adalah… “Fian ziefani” ucap kak andi panjang lebar
“benerkah apa yang aku denger ini atau semua hanya ilusinasiku saja” gumamku dalam hati “boleh kakak mengulangnya  sekali lagi siapa wanita yang kakak cinta itu” “iya,,, “ jawab ku lemes “kakak mencintai Fian ziefani yang kini ada di depan kakak”
Tak terasa air mataku menetes karna rasa bahagia yang tiada tara, kan ku ingat selalu kenangan indah ini.
    Setelah keluar dari rumah sakit jelang dua hari kak Andi dan orang tuanya datang untuk melamarku dan akhirnya orang tuaku pun setuju dan kami pun resmi bertunengan 12-12-12 itulah tanggal yang menjadi momen terindahku bersama orang yang ku cintai.
By: Lisya Veronica  Angel Love

Jumat, 20 Februari 2015

kebahagiaan di atas kesedihan (cerepn mading Demangan news Edisi 36)

kebahagiaan di atas kesedihan

     Kusapa matahari penuh cahaya, ku terjang besarnya ombak yang melambai-lambai dan menari-nari. Segarnya pagi hari membuatku ingin berlari mengejar sejuta angan, Saat ku lihat kebahagiaan orang lain, ternyata tak beda jauh dengan kebahagiaan yang tengah kurasa, Dan ku melihat kesedihan orang lain, itu pun tak beda jauh dengan kesedihanku. Detik-detik kedewasaanku mulai terlihat, akal sehat dan pikiranku pun mulai jernih. Pagi hilang diganti siang, siang berganti sore, sore pun berjalan menuju malam. Aku adalah seorang gadis kecil yang tinggal di sebuah pemukiman di perkotaan. Namaku adalah Indah novia sari, aku di lahirkan di Bangkalan dan berdarah asli Madura.
      Setalah aku di lahirkan di Bangkalan, beberapa hari setelah empat puluh hari lahirlah gadis kecil yang bernama indah,tak lama kemudian aku pun bersama kedua orang tuaku terbang ke Surabaya dan menetap disana.
Derasnya hujan ku lalui, panasnya terik matahari ku hadapi. Lima tahun kemudian, Ibuku melahirkan seorang anak perempuan yaitu Adikku sendiri. Aku sangat senang dan bahagia menerima semua kenyataan ini.  Selama ini keluargaku baik-baik saja. Ternyata eh ternyata di balik semua itu masih ada sedikit pertengkaran yang terjadi antara kedua orang tuaku, Ayah selalu bermain judi. Apalagi kalau sudah punya uang Ayah selalu ingin berfoya-foya dengan tanpa sepengetahuan istri dan anaknya.
      Waktu Ayah masih kerja jadi supir Bemo, Alhamdulillah segala kebutuhan Keluargaku terpenuhi. Akan tetapi semakin hari, Bemo yang dikendarai Ayah semakin sepi pelanggannya. Jadi Ayah berhenti dari pekerjaannya.dan Semakin hari kenakalan Ayahku semakin terbukti. Meskipun aku gadis kecil aku tetap ingin berfikir panjang tentang kenakalan Ayahku. Setiap sesudah aku sholat aku berdo’a agar Ayah diberi ke sadaran dan kembali ke jalan Allah. Kini semakin terbukti  bahwa di antara kedua orang tuaku ada masalah. Aku adalah gadis kecil yang tak tau apa-apa, tapi mengapa aku ingin sekali mengetahui persoalan di antara kedua orang tuaku?
Beberapa hari kemudian Ayah tidak pulang ke rumah Sampai-sampai ada tetangga sebelah yang betanya padaku,
“ Indah Ayah kamu ada dimana ?” Tanya tetanggaku 
“ Ayah Indah lagi kerja ” jawabku .
Meskipun lagak wajahku biasa saja, tapi aslinya hatiku menangis. Ibu mencoba hubungin Ayah tapi tidak bisa. Akhirnya Ibu  menghubungi teman dekat Ayah, dan katanya di luar sana Ayah selalu ke Diskotik dan selalu main judi. Mendengar berita itu ibu langsung menangis. setiap malam, setiap hari, setiap waktupun Ibu selalu menangis memikirkan ke adaan Ayah yang tak kunjung datang. Setelah beberapa hari kemudian, Ayah pulang ke rumah. Aku senang sekali bisa bertemu Ayah lagi, tapi sayangnya kepulangan Ayah ke rumah hanya menambah pertengkaran antara Ibu dan Ayah, Ibu mencium baju Ayah seperti bau perempuaan. Ibu marah pada Ayah dan berfikir negatif tentang Ayah. Suara pertengkaran Ayah dan Ibu terdengar sampai ke telingaku. Aku langsung pergi menghampiri Ayah dan Ibu, lalu aku berkata
“ Ayah Ibu tolong jangan bertengkar terus,malu di dengar tetangga ” ucapku sambil menangis.
Ayah dan Ibu terdiam setelah mendengar perkataanku, keesokan harinya  Ayah pergi tanpa pamit pada Ibu karena mereka saling marahan.tampa menyisahkan uang sepeserpun ayah langsung pergi meninggalkan rumah terpaksa ibu harus memenuhi kebutuhan keluarga dengan cara ngutang pada tentangga dan toko-toko. Lamakelama Ibu malu karena selalu mencari pinjaman untuk makan,
 pada waktu aku pulang sekolah aku merasa lapar akhirnya aku pergi ke dapur untuk mengambil nasi ternyata nasinya basi dan ikan-nya pun sisa kemarin.  Sebenarnya aku sedih dan tak ingin makan tapi mau gimana lagi dari pada aku kelaparan,dengan terpaksa aku harus makan nasi yang basi itu.
        Bulan suci Ramadhan telah tiba, aku beserta keluargaku menjalankan ibadah puasa Awal puasa Ayah ada dirumah dan berbuka puasa bersama Aku dan Ibu. beberapa hari menjalani ibadah puasa, Ayah tidak ada di rumah dan akhirnya aku dan Ibu hanya berbuka puasa berdua tanpa kehadiran ayah, rasanya hampa karna tidak bias berbuka puasa bersam-sama dengan ayah, aku salut terhadap Ibu karna Ibu salalu tegar dalam menghadapi samua masalahnya meski selalu di iringi dengan kesedihan dan kepedihan.
Setiap berbuka puasa aku selalu menunggu Ayah di depan pintu, kupandangi setiap orang yang melewati rumahku Sambil menunggu Ayah dan mendengarkan suara azdan maghrib.
“ Ayah kapan Ayah pulang, ya Alloh mungkin Ayah masih ada di jalan. semoga ayah baik-baik saja ya allah, dan selalu dalam lindungan-Mu ” batinku sambil meneteskan air mata.
Setelah hari raya idul fitri kurang beberapa hari. Aku bersama adik, ayah dan ibu ku mudik ke bangkalan. Meskipun mudik bersama, ibu dan ayah masih tetap marahan dan masalahnya pun belum selesai.  Setelah kami tiba di rumah ibu, malam harinyapun ibu dan ayah sempat bertengkar. Aku yang berada di luar langsung masuk ke dalam bersama adikku menghampiri ayah dan ibu. aku melihat ayah memukul ibu. Adikku pun menangis melihat kelakuan ayah sama ibu,
” ayah sudah lah yah jangan pukul ibu kasian ibu yah,” ucapku kepada ayah
” sudah nak, jangan menangis nanti ayah jadi nangis juga ” ucap ayah pada ku.
“Kenapa sich, ayah dan ibu selalu bertengkar apa ayah dan ibu tidak kasihan pada ku dan adik ” ucap ku pada kedua orang tua ku.
”semua ini karena ibu mu ” ucap ayah pada ku.
” jangan salahkan aku, semuanya itu gara-gara kamu ” ucap ibu pada ayah saling menyalahkan.Beberapa detik kemudian ayah berkata pada ku.
” indah kamu pilih ayah atau ibu?” Tanya ayah padaku dengan menyuruh ku untuk memilih di antara keduanya
“ indy kamu Mau ikut ayah atau ibu?” ayah juga bertanya pada indy adik ku.
Tampa ada kata yang dapat ku ucapkan ke esokan harinya ayah pulang kerumah nya. Sejak itulah ibu dan ayah pisah ranjang, aku sedih menerima kenyataan ini. Setiap hari aku selalu di hantui oleh kesedihan, aku tidak ingin ke dua oramg tua ku berpisah. Karena kejadian itu akhirnya aku pindah sekolah ke Madura. Menjalani hidup di Madura dan aku bahagia sekolah di Madura dan dengan sekolah ku yang baru begitu pun teman-teman baru ku di sana, aku senang sekali, tapi kenapa setelah aku betah di Madura ayah malah mengajak ku ke Surabaya dan sekolah di sana. Aku bingung harus menjawab apa pada ayah, aku mencoba bertanya pada ibu, ibu malah menjawab tidak apa-apa asalkan kamu bahagia tinggal bersama ayah. Sebenarnya aku tidak mau ikut ayah ke Surabaya karena ibu dan indy tidak ikut bersama aku dan ayah. Dengan terpaksa aku harus ikut ayah ke Surabaya.
 Sepanjang perjalanan aku hanya bisa meneteskan air mata karena rasa sanubari yang pahit ini yang tak mampuku ucapkan, seampainya di Surabaya akupun masih tetap bersedih dan selalu ingat kenangan-kenangan yang ada di rumah waktu ibu dan ayah masih bersama. Dan aku teringat lagunya melly goslow yamg berjudul bunda.
“ Ku buai album biru, penuh debu dan kusam.
Ku pandangi semua gambar dari kecil bersih belum ternoda.
Pikirkupun melayang, dahulu penuh kasih.
Teringat semua cerita orang tentang riwayatku.
Kata mereka diriku selalu di manja.
Kata mereka diriku selalu ditimang
Oh bunda ada dan tiada dirimukan selalu
Ada di dalam hatiku. . . . .
Aku tak bisa menahan keluh batinku, aku tak bisa menanhan tangis jiwaku, lagu itu membuat ku tambah sedih . . . sedih. . .dan sedih. Untung saja tidak ada ayah di tempat itu, coba kalau ada ayah, pasti ayah akan bertanya mengapa aku menangis. Aku tidak tau harus bagaimana dengan ketiadaan ibu di sampingku. Aku sangat merindukan ibu, aku rindu akan kasih sayang seorang ibu, dan aku rindu pelukan hangat sang ibu. Setiap kali aku melihat keluarga teman-temanku yang lengkap dan sejahtera bersama kedua orang tuanya. Aku merasa iri karena keluargaku sendiri tidak seperti kelarga mereka.
 Disaat aku tenggelam dikegelapan malam, aku hanya bisa merasakan hembusan angin malam yang seakan-akan menyapa bintang-bintang di langit. ku berdo’a menghadap langit yang gelap gulita .
“ Ya allah jika aku boleh meminta satu permintaan padamu dan kamu senantiasa untuk mengabulkannya padaku, izinkanlah aku mersakan kebahagiaan bersama keluargaku seperti dulu kala”.
            Setiap selesai sholat aku selalu berdo’a meminta agar keluargaku untuk kembali seperti dulu tampa masalah yang selalu meneteskan air mata.
“ ya.. Allah jadikanlah keluargaku, kelurga yang sejahtera dan bahagia, sebagaimana engkau telah memberikan kesejahteraan dan kebahagiaan kepada hamba-hambaMu yang Engkau cinta sayangi ”
Aku kasihan pada ayah karena semenjak ibu tiada di rumah, ayah lah yang mengantikan profesi ibu sebagai ibu rumah tangga, seperti memasak, cuci piring, cuci baju, dan lain-lainnya, bahkan tidurpun ayah sendirian. Tapi aku selalu membantu ayah membereskan pekerjaan rumah ketika ayah bekerja, menjalani hidup berdua dengan ayah aku merasa senang, karena ayah masih mau bekerja keras untuk membiayai sekolahku.


Senin, 16 Februari 2015

Hadiah terakhir di hari ultahku (Cerpen demangan news Mading Edisi 34)

Hadiah terakhir di hari ultahku

Gemerlap nya bintang yang bertabuaran menghiasi langit di awal malam yang tampak indah dengan sinar cahyanya, namun, keindahan itu tak senasib dengan perasaan hati yang tengah kurasakan sa’at ini,  terpaku dalam larutan sepi menyapa hari-hari.
Hidup yang kujalani bagai jalannya ombak yang mencabik-cabik air laut, seakan ku tak pernah merasakan kebahagiaan dalam kehidupan,  tangisan slalu menemani hari hariku, yang semuanya hilang tiada bekas saat taburan senyum dan canda tawa aku persembahkan bersama roy di dalam kebersamaan dengannya. Tasya afkarina adalah nama yang ku sandang sejak aku dilahirkan, yang berstatus sebagai murid kelas XI sma, menjadis gadis yang hidup tanpa dampingan dari sang bunda.
Fajar menyapaku dengan senyum kecerahan yang kubalas dengan senyum indah yang terwakili oleh ketenangan hati menyesuaikan dengan suasana sang fajar. Bergegas ku berangkat sekolah dengan jemputan Roy.
“Tasya, ayo kita berangkat” roy memanggilku dari kejauhan.
“Iya roy,” Tanpa banyak banyak bicara lansung ku iyakan ajakan dari roy.
“Oiya sya besok kan pertemuan antara guru dan wali murid, ayah kamu mau datang nggak?” roy bertanya.
“Gak tau juga roy, aku masih belum bilang sama ayah aku kalau besok ada pertemuan wali murid,  nanti habis sekolah insya alloh aku akan bilang sama beliau. “
Di tengah percakapan ku dengan roy datanglah bayangan bunda yang begitu tampak di depan mata, perbincangan ku dengan roy mengantarkan aku akan ingat pada ibunda, yang memang pertemuan itu adalah pertemun ibu dari semua siswa di sekolah, rasa ingin berjumpa dan ingin memandang wajah bunda begitu besar dalam dada,walau hanya bisa di katakan sebagai hayalan yang tak mungkin dapat terwujudkan. Namun kehadirannya sangat kuinginkan dalam hidupku, yang sampai saat ini tiada pernah terwujudkan walau hanya dalam mimpi yang sekejap saja.
Kasih sayang bunda tak sepenuhnya kurasakan sejak aku berumur 3 ahun hingga menginjak 17 tahun angka umurku, kepergiaanya dari kehidupannku begitu menyakitkan, dan menjadikan hati selama ini selalu tersiksa.
Pagi perkumpulan wali murid kini telah datang  namun kusengaja tak mengatakan sesuatu terhadap ayah tentang adanya hal itu, kegundahan dalam hati terasa berat karna kehidupanku tanpa di dampingi oleh seorang ibunda. Ku tak datang akan acara pertemuan itu menyendiri tak ingin ada yang tau tentang kesedihannku mengingat bunda.
Tanpa terfikirkan olehku roy mencari ku tak kunjung juga di temukannya aku hingga memaksanya untuk bertanya langsung terhadap ayah, hingga akhirnya ayah datang kesekolah dengan wajah tak menentu karna saking terkejutnya kalau aku tidak mengikuti pertemuan wali murid dan tidak memberi tahunya akan hal itu. Ayah marah besar padaku.
“ Tasya, kenapa kamu tidak datang di acara itu” Tanya ayah dengan nada marah yang memaksa Butiran-butiran air mata jatuh membasahi pipi.  dengan suara berdesak aku menjawab.
“  Maaf ayah, Tasya gak bemaksud mengecewakan Ayah, Tasya hanya takut mengganggu kesibukan ayah  lagi pula acara itu hari harus di hadiri oleh ibu dari setiap siswa, sedang ibunda tiada di samping kita,”
Terdiam ayah meneteskan air mata saat mendengar keluhanku tentang tetiadaan bunda bagiku.
dan ayah meminta untuk menghentikan perkataanku tentang karna tak ini mendengar lagi tentang ibu. Usai pertemuan wali murid aku pulang bersama ayah, sesampainya di rumah aku langsung masuk ke dalam kamar untuk menulis semua keluhanku tentang ibu di buku diary ku.

12-01-2010
13:34 WIB.
Hari ini semua terasa begitu jelas tentang kekurangan akan kebahagiaan dalaam hidupku, harta tiada berharga jika di bandingkn dengan hadirnya sang ibunda di samping kita. Hidup besama ayah memanglah tiada kekuangan dalam hidupku, tapi adanya bunda memang slalu ku harapkan, walau kasih sayang ayah tiada perbedaan dengan ibu, akankah aku sanggup melanjutkan hidup?
‘ Tasya,…..” ayah memanggilku di saat ku mecurahkan isi hati di kamar, dan langsung aku mendatanginya.
“ Iya ayah ada apa”
“ Nggak sayang, ayah cuma ingin tau, tasya ingin minta hadiah apa pada ayah di hari ulang tahunmu nanti.?
“ Nggak ayah, tasya gak ingin minta sesuatu pada ayah. Aku hanya ingin bertemukan dengan ibu, aku ingin memandang wajah nya ayah,.”
Mendengar permintaanku ayah pergi tanpa merespon sedikitpun dan meninggalkan aku di tempat dimana ayah memanggilku tadi. Terdiam diri kumembisu di ruang tamu mendambakan pertemuan dengan bunda, hingga akhirnya ku terbaring pingsan tiada sebab dan begitu tiba-tiba saat ku menggenggam lukisanku bersama ibu.hingga lukisan itu jatuh dari tanganku, dan mengundang ayah untuk menghampiriku yang sedang lemas tak sadarkan diri.
Rahasiaku yang tertata rapi dalam hati terbongkar dengan sendirinya ketika aku pingsan tiada sebab, Hingga akhirnya ayah membawaku kerumah sakit. Dengan kondisi  yang tak mempunyai harapan lebih ini membuat ayah semakin menjerit dalam tangisnya, penyakit yang di kenal dengan nama kanker ini sudah mencapai stadium akhir dalam tubuhku.
“kenapa sayang, kamu tidak pernah cerita pada ayah tentang penyakit kamu? “Tanya ayah dengan linangan air matanya.
“ Maafin tasya ayah, bukannya aku pengin ngecewain ayah tapi aku hanya tidak ingin mengganggu ayah saja.” Ucapku pada ayah.
Beberapa hari aku berdiam diri di rumah sakit pada saat itu juga ayah membawa roy tepat pada hari di mana aku ultah yang ke-17 tahun, dengan membawa kue special dan sebuah cincin yang telah ter ukir nama roy di cincin itu, ucapnya pada ku happy birthday ya tasya semoga harapan mu selama ini akan  menjadi nyata.
“ Roy boleh kah aku meminta satu hal terakhir pada mu?”
“ Maksud kamu apa sya?” ujarnya.
“ Sudah lah itu tidak penting aku mohon bawa aku ke danau di mana kita kita bertemu dahulu.”
“ Baiklaah sya, sekarang aku akan membawa kamu k danau itu”
Tanpa berfikir panjang roy membawaku ke danau itu, yang memang jaraknya tak terlalu jauh dari dari rumah sakit di mana aku di rawat. Saat tiba di tempat itu roy mengatakan sesuatu yang mampu membuat hatiku menangis tanpa sebab, menjerit dan tak dapat ku tahan saat roy mengatakan “aku mencintaimu tasya”
Roy membawaku kembali kerumah sakit, dan saat itu aku merasa sudah tak kuat lagi menahan rasa sakit dan harus memaksakan diri untuk berkata.
“ Maafkan aku jika membuatmu kehilangan satu titik cahaya dalam hidupmu, namun aku akan selalu hidup dihatimu dan menemani hari-harimu untuk selamanya, izinkanlah aku untuk menemui bunda dan hidup bersamanya untuk selamanya”
Hembusan nafas terakhirku tertiup saat berada di samping ayah dan roy, yang membuat air mata mereka mengalir deras saat berpisah denganku, kini tiada lagi cerita tentang hidupku kecuali hanya sebuah kenangan indah yang tak akan pernah hilang dari kehidupan mereka.
By: 4Y4’ Lad!ez star

5pecial DJ Moza ieva