Begitu sempurna tuhan menciptakan dunia ini hingga dia menciptakan
indahnya laut dan indahnya awan. Sungguh besar kekuasaannya hingga dia memberi
anugrah yang terindah yang menyerupai cinta pada setiap manusia, hingga juga
aku yang mencintai seorang gadis sederhana.
Awalnya dari aku kecil hingga beranjak dewasa aku selalu bersamanya
hingga aku menaruh hati pada gadis itu, dia adalah Aisyah, gadis cantik seperti
tak ada bandingannya hingga semua lelaki ingin memilikinya.
Pada suatu hari saat aku pulang dari masjid aku bertemu dengan
Aisyah, ‘Assalamualaikum Aisyah?’ sapa ku ‘Waalaikumussalam’ jawab Aisyah ‘Kamu
dari mana?’, ‘Dari pesantren’, ‘Kakak sendiri dari mana?’, ‘dari masjid’, ‘oh
iya kak Aisyah pulang dulu ya’, ‘gak enak ngobrol sama laki-laki apalagi ini
tempat umum takut jadi fitnah, Assalamualaikum ya kak’, pamit Aisyah, Aisyah
sangat terburu-buru sepertinya dia takut sekali kalau ada orang lain yang
melihatnya sedang berdua dengan orang laki-laki ‘sungguh mulai hati mu Aisyah’
besit batin ku seiring dengan semakin bergemuruh cinta ku pada Aisyah, kalau
misalnya sehari tidak bertemu rasa rinduku pasti begitu menyiksa batin ku.
‘Tuhan mengapa harus aku yang mencintainya…. Aku harus mengungkapkan perasaan
ku padanya sebelum dia benar-benar menjadi milik orang lain, tapi apakah
mungkin dia mau menerima cinta ku ya? ‘tanya batin ku ragu’.
Keesokan harinya aku pergi ke toko buku aku kaget ternyata disana
ada Aisyah, dan di saat aku ingin mengambil buku yang aku cari Aisyah juga
ingin menagmbil buku itu hingga tanpa sengaja aku menyentuh jari-jari
lembutnya, Aisyah pun langsung melepaskan tangannya dari tangan ku, ‘maafkan
aku Aisyah aku tidak sengaja’ aku pun mengambil buku yang aku cari kemudian aku
memberinya kepada Aisyah, ‘ini bukunya yang kamu cari kebetulan bukunya tinggal
satu jadi buat kamu aja deh.!! Makasih ya kak Faris ‘balas Aisyah hanya
tersenyum.
Sebenarnya aku ingin mengungkapkan perasaanku pada waktu itu , meski jantung ku berdetak
begitu kencang aku tetap tidak mampu
untuk mengungkapkan perasaan ini, ‘oh.. tuhan sampai kapan aku memendam
perasaan ini, aku begitu gugup disaat berhadapan dengannya, ‘besit batin ku’
setelah Aisyah membayar buku yang dia beli Aisyah pun pergi kemudian aku
mengejarnya, ‘Aisyah tunggu.... Kita pulang bareng yuk’ tawar diriku penuh
harap “boleh” jawabnya simple. Ketika
sampai di pertengahan jalan aku mengajak Aisyah jalan-jalan, kami berjalan
terlalu jauh mencoba meresapi perjalanan ini hati ku mulai ringan untuk membawa
beban dalam perasaan ini, aku tatap Aisyah waktu itu sangat cantik dengan baju
ungunya apa lagi dengan kerudung hitam yang membuat dia Nampak begitu sempurna,
kami berhenti sejenak menikmati pemandangan yang begitu indah kami terus
melangkah mengikuti langkah kaki ini berjalan kami berdua saling diam
sunyi entah apa yang terjadi tiba-tiba
mulut ku bergetar ringan, “Aisyah aku ingin jujur sama kamu kalau sebenarnya
aku mencintaimu” Aisyah menangis ketika aku berhasil mengungkapkan perasaan ku
aku menanyakan kenapa dia harus menangis, aku mencoba minta maaf karena aku
merasa aku bukan siapa-siapa namun ternyata ada yang beda, “kakak gak salah aku
hanya menangis karena aku bahagia sekali karena aku juga mencintai kakak tapi
karena kakak tidak pernah jujur dari dulu”, aku meloncat kegirangan, aku tidak
menyangka klau aku diterima oleh Aisyah sebuah janji pun terungkap dari kita
berdua bahwa kita harus bisa saling melengkapi karena aku tidak bisa hidup
tanpa Aisyah dan Aisyah tidak bisa hidup tanpa dirirku.
Kamipun beranjak pulang kerumah masing-masing tapi kejadian yang
tadi selalu menghantuiku Aisyah selalu hadir dalam kesendirian ku. Aku mencoba
menghubungi Aisyah untuk mengajak jalan besok.
Aku pergi kedekat jalan toko buku ternyata disana Aisyah telah
menunggu, aku masuk ke toko buku meski Aisyah bertanya-tanya namun aku hanya
diam saja, Aisyah mulai kesal kemudian aku mengambil satu buku yang menurut ku
begitu indah, aku berikan buku itu kepada Aisyah aku katakan padanya agar dia
bisa menjaga buku yang ku berikan itu dia bertanya-tanya tentang pesan ku ini
dan aku hanya bilang “Ais setiap pertemuan itu pasti ada perpisahan”, “maksud
kak Faris apa?” tanya Aisyah penasaran, “Ais sebelum kita berpisah aku ingin
meyakinkan kalau kamu mencintaiku”, “apa yang kakak ragukan kepada Ais?, aku
akan terus mencitai dan setia sama kakak apapun yang terjadi”, “meski kanker
otak stadium empat” jawabku memotong perkataan Aisyah, Aisyah kaget ketika
mendengar hal itu, hanya air mata yang keluar dari kedua ma’rifatnya, namun
meski begitu dia meyakinkan kalau dia akan terus setia sampai akhir hayatnya.
“terima kasih Aisyah…! kakak akan berusaha untuk bisa sembuh dari penyakit ini,
lalu akau ingin mekhitbah mu setelah kakak sembuh nanti “.
Setelah
faris mendapat kepastian dari aisyah faris mencoba untuk chek-up kedokter
spesialis otak untuk memantau perkembangan penyakit kronis didalam tubuhnya ini
, ketika kami hendak pulang kira-kira tiga langkah, aku mendengar teriakan kak
faris,
“aisyaaaaah
toloooong…..” bruk ……!!!
Aku
langsung berbalik,kebelakang, sambil meneteskan air mata. Ku lihat kak faris
terkapar di tengah jalan, truk telah menabrak kak faris, ku berlari memanggil
kak faris, “kak fariiiis jangan tinggalkan aisyah”
Aku
merangkul kak faris yang berceceran darah, ku angkat kepala kak faris yang ada
di tanah, ku bantalkan kepala kak faris pada lenganku…….
Air mataku terus berjatuhan “maafkan
kakak, kakak sangat mencintai mu….
“kak
faris jangan tinggal kan ais kak” ku terus menangis sejadi-jadi nya, ku lihat
kak faris telah tiada. Betapa hancurnya
hati ini melihat apa yang telah terjadi, aku pingsan tak sadarkan diri saat
kajadian itu,setelah aku sadar aku terus meneteskan air mataku, aku tak bisa
untuk menghentikan air mataku. ”kak faris mengapa perpisahan kita menjadi
seperti ini kak? Penuh dengan tangisan,
ya tuhan… cobaan apalagi yang engkau berikan padaku…? Sambil meneteskan air
mata, setelah seharian menangis tiba-tiba ada teman kak faris dia datang dengan
membawa surat.ternyata kak faris sebelum mengajak ketemuan dia sudah menulis
surat untuk ku.
To:
aisyah kekasih ku
Asslamualaikum…..
Langsung
aja…???
Seelok syair
menyentuh hati,
Seindah
pelangi di senja hari
Ku tulis
surat untuk kekasih hatiku Aisyah.
Aisyah
maaf kan kakak mungkin kakak tidak lama hidup di dunia ini, karna kakak di
temani penyakit.
Aisyah
kakak sangat mencintaimu ku mohon tersenyumlah selalu jika kita berpisah kamu
harus tegar jika besok penyakit kakak
membawa pergi kakak, jaga dirimu
baik-baik jangan sampai lupakan kakak dalam hidupmu, mugkin waktu kita hanya
sebentar, jika kakak tiada nanti, kakak akan menunggu ais di surga,
wassalam,,,,
from:
faris abdulloh
Air
mataku tak dapat kutahan aku menagis dalam perpisahan ini
“kak
faris mengapa perpisahan kita penuh dengan tangisan, sungguh Aisyah tak kuat hidup tanpa kak faris………..
Sekarang
aku telah kehilangan kak faris, tapi aku akan selalu mencintainya walaupun dia telah
tiada.
By:
L-Za P3 Bias Pelangi
From:
Tamela “ Bangkalan 2013"
0 komentar:
Posting Komentar