Kamis, 22 Mei 2014

TANGISAN PERPISAHAN (Antologi Cerpen Demangan News 2014)



Begitu sempurna tuhan menciptakan dunia ini hingga dia menciptakan indahnya laut dan indahnya awan. Sungguh besar kekuasaannya hingga dia memberi anugrah yang terindah yang menyerupai cinta pada setiap manusia, hingga juga aku yang mencintai seorang gadis sederhana.
Awalnya dari aku kecil hingga beranjak dewasa aku selalu bersamanya hingga aku menaruh hati pada gadis itu, dia adalah Aisyah, gadis cantik seperti tak ada bandingannya hingga semua lelaki ingin memilikinya.
Pada suatu hari saat aku pulang dari masjid aku bertemu dengan Aisyah, ‘Assalamualaikum Aisyah?’ sapa ku ‘Waalaikumussalam’ jawab Aisyah ‘Kamu dari mana?’, ‘Dari pesantren’, ‘Kakak sendiri dari mana?’, ‘dari masjid’, ‘oh iya kak Aisyah pulang dulu ya’, ‘gak enak ngobrol sama laki-laki apalagi ini tempat umum takut jadi fitnah, Assalamualaikum ya kak’, pamit Aisyah, Aisyah sangat terburu-buru sepertinya dia takut sekali kalau ada orang lain yang melihatnya sedang berdua dengan orang laki-laki ‘sungguh mulai hati mu Aisyah’ besit batin ku seiring dengan semakin bergemuruh cinta ku pada Aisyah, kalau misalnya sehari tidak bertemu rasa rinduku pasti begitu menyiksa batin ku. ‘Tuhan mengapa harus aku yang mencintainya…. Aku harus mengungkapkan perasaan ku padanya sebelum dia benar-benar menjadi milik orang lain, tapi apakah mungkin dia mau menerima cinta ku ya? ‘tanya batin ku ragu’.
Keesokan harinya aku pergi ke toko buku aku kaget ternyata disana ada Aisyah, dan di saat aku ingin mengambil buku yang aku cari Aisyah juga ingin menagmbil buku itu hingga tanpa sengaja aku menyentuh jari-jari lembutnya, Aisyah pun langsung melepaskan tangannya dari tangan ku, ‘maafkan aku Aisyah aku tidak sengaja’ aku pun mengambil buku yang aku cari kemudian aku memberinya kepada Aisyah, ‘ini bukunya yang kamu cari kebetulan bukunya tinggal satu jadi buat kamu aja deh.!! Makasih ya kak Faris ‘balas Aisyah hanya tersenyum.
Sebenarnya aku ingin mengungkapkan perasaanku  pada waktu itu , meski jantung ku berdetak begitu kencang  aku tetap tidak mampu untuk mengungkapkan perasaan ini, ‘oh.. tuhan sampai kapan aku memendam perasaan ini, aku begitu gugup disaat berhadapan dengannya, ‘besit batin ku’ setelah Aisyah membayar buku yang dia beli Aisyah pun pergi kemudian aku mengejarnya, ‘Aisyah tunggu.... Kita pulang bareng yuk’ tawar diriku penuh harap “boleh”  jawabnya simple. Ketika sampai di pertengahan jalan aku mengajak Aisyah jalan-jalan, kami berjalan terlalu jauh mencoba meresapi perjalanan ini hati ku mulai ringan untuk membawa beban dalam perasaan ini, aku tatap Aisyah waktu itu sangat cantik dengan baju ungunya apa lagi dengan kerudung hitam yang membuat dia Nampak begitu sempurna, kami berhenti sejenak menikmati pemandangan yang begitu indah kami terus melangkah mengikuti langkah kaki ini berjalan kami berdua saling diam sunyi  entah apa yang terjadi tiba-tiba mulut ku bergetar ringan, “Aisyah aku ingin jujur sama kamu kalau sebenarnya aku mencintaimu” Aisyah menangis ketika aku berhasil mengungkapkan perasaan ku aku menanyakan kenapa dia harus menangis, aku mencoba minta maaf karena aku merasa aku bukan siapa-siapa namun ternyata ada yang beda, “kakak gak salah aku hanya menangis karena aku bahagia sekali karena aku juga mencintai kakak tapi karena kakak tidak pernah jujur dari dulu”, aku meloncat kegirangan, aku tidak menyangka klau aku diterima oleh Aisyah sebuah janji pun terungkap dari kita berdua bahwa kita harus bisa saling melengkapi karena aku tidak bisa hidup tanpa Aisyah dan Aisyah tidak bisa hidup tanpa dirirku.
Kamipun beranjak pulang kerumah masing-masing tapi kejadian yang tadi selalu menghantuiku Aisyah selalu hadir dalam kesendirian ku. Aku mencoba menghubungi Aisyah untuk mengajak jalan besok.
Aku pergi kedekat jalan toko buku ternyata disana Aisyah telah menunggu, aku masuk ke toko buku meski Aisyah bertanya-tanya namun aku hanya diam saja, Aisyah mulai kesal kemudian aku mengambil satu buku yang menurut ku begitu indah, aku berikan buku itu kepada Aisyah aku katakan padanya agar dia bisa menjaga buku yang ku berikan itu dia bertanya-tanya tentang pesan ku ini dan aku hanya bilang “Ais setiap pertemuan itu pasti ada perpisahan”, “maksud kak Faris apa?” tanya Aisyah penasaran, “Ais sebelum kita berpisah aku ingin meyakinkan kalau kamu mencintaiku”, “apa yang kakak ragukan kepada Ais?, aku akan terus mencitai dan setia sama kakak apapun yang terjadi”, “meski kanker otak stadium empat” jawabku memotong perkataan Aisyah, Aisyah kaget ketika mendengar hal itu, hanya air mata yang keluar dari kedua ma’rifatnya, namun meski begitu dia meyakinkan kalau dia akan terus setia sampai akhir hayatnya. “terima kasih Aisyah…! kakak akan berusaha untuk bisa sembuh dari penyakit ini, lalu akau ingin mekhitbah mu setelah kakak sembuh nanti “.
Setelah faris mendapat kepastian dari aisyah faris mencoba untuk chek-up kedokter spesialis otak untuk memantau perkembangan penyakit kronis didalam tubuhnya ini , ketika kami hendak pulang kira-kira tiga langkah, aku mendengar teriakan kak faris,
“aisyaaaaah toloooong…..” bruk ……!!!
Aku langsung berbalik,kebelakang, sambil meneteskan air mata. Ku lihat kak faris terkapar di tengah jalan, truk telah menabrak kak faris, ku berlari memanggil kak faris, “kak fariiiis jangan tinggalkan aisyah”
Aku merangkul kak faris yang berceceran darah, ku angkat kepala kak faris yang ada di tanah, ku bantalkan kepala kak faris pada lenganku…….
            Air mataku terus berjatuhan “maafkan kakak, kakak sangat mencintai mu….
“kak faris jangan tinggal kan ais kak” ku terus menangis sejadi-jadi nya, ku lihat kak faris telah tiada. Betapa  hancurnya hati ini melihat apa yang telah terjadi, aku pingsan tak sadarkan diri saat kajadian itu,setelah aku sadar aku terus meneteskan air mataku, aku tak bisa untuk menghentikan air mataku. ”kak faris mengapa perpisahan kita menjadi seperti ini kak?  Penuh dengan tangisan, ya tuhan… cobaan apalagi yang engkau berikan padaku…? Sambil meneteskan air mata, setelah seharian menangis tiba-tiba ada teman kak faris dia datang dengan membawa surat.ternyata kak faris sebelum mengajak ketemuan dia sudah menulis surat untuk ku.
To: aisyah kekasih ku
Asslamualaikum…..
Langsung aja…???
Seelok syair menyentuh hati,
Seindah pelangi di  senja hari
Ku tulis surat untuk kekasih hatiku Aisyah.
Aisyah maaf kan kakak mungkin kakak tidak lama hidup di dunia ini, karna kakak di temani penyakit.
Aisyah kakak sangat mencintaimu ku mohon tersenyumlah selalu jika kita berpisah kamu harus tegar  jika besok penyakit kakak membawa pergi  kakak, jaga dirimu baik-baik jangan sampai lupakan kakak dalam hidupmu, mugkin waktu kita hanya sebentar, jika kakak tiada nanti, kakak akan menunggu ais di surga, wassalam,,,,
from: faris abdulloh
Air mataku tak dapat  kutahan  aku menagis dalam perpisahan ini
“kak faris mengapa perpisahan kita penuh dengan tangisan, sungguh  Aisyah tak kuat hidup tanpa kak faris………..
Sekarang aku telah kehilangan kak faris, tapi aku akan selalu mencintainya walaupun dia telah  tiada.
By: L-Za  P3 Bias Pelangi
From: Tamela  “ Bangkalan 2013"


0 komentar:

Posting Komentar